2.6.16

Abangku dan Perang

Abangku mungkin bisa pergi dengan gagah
Senapan tergantung di tubuhnya
Ibu memeluknya dalam baju safari kebanggaan Ayah
Abangku akan pergi ke medan perang
Kadang penguasa tidak pernah paham
Bagaimana aku menyaksikan kepergian Abangku dengan pedih
Abangku pergi ke tanah yang tidak pernah dijanjikan
Ia hendak menukar darah dengan penyiksaan
Aku melihat punggung Abang waktu itu
Usiaku belum genap sepuluh tapi aku tahu ia hanya menyongsong penderitaan
Ketika aku melihat senyum terselip di bibirnya Ayah dan Abang tidak pernah sadar
Kebanggan mereka tidak pernah berarti
Katanya abang akan pulang tiga bulan lagi
Ibu akan setia menanti dan menjahit baju untuknya
Sementara Ayah pensiun dini
Abangku hendak tidak kembali
Sayup melambat suara tembakan membuncah bumi diikuti suara Abang merintih

No comments:

Post a Comment