6.6.14

Posesif

Ada matahari yang menyusup di sebelah sana
Di sebelah kiri matamu, tepat di sebelah timur ku
Dia diam-diam memahat senyum di wajah semua orang saat mereka melihatmu
Seperti dewi fortuna yang dinanti, seperti sungai yang penuh dengan manisnya madu
Sungai itu mengalir dalam kehidupan metaforamu
Yang bermimpi diantara bunga-bunga mawar warna merah jambu
Ataupula menelisik saat kau mengayuh sepeda tuamu diantara pematangan bunga tulip
Waktu itu di sebelah barat Amsterdam, tempat pertama kali aku mengingat wajahmu
Tanpa tahu namamu siapa
Tapi aku tidak jemu menatap wajahmu yang sangat biasa bagi semua orang
Melainkan aku mendefinisikan
Seakan Tuhan bisa saja secara sederhana menceritakan bagaimana hangatnya surga lewat pelukanmu
Kemudian cahaya matahari menerpa wajahmu dan dengan jelas dapat kulihat titik titik keringat kebahagiaan dikeningmu
Seperti Tuhan menyiapkan wahana kecil untuk aku tersesat di dalamnya
Dan kau meniup bunga-bunga dandelion yang terbang diantara selisih udara bulan Juni
Musim panas berwarna keemasan yang siap menerpa tubuhmu yang tidak lekang
Dan semua orang tahu, aku telah menyukaimu
Tapi kau tetap asyik tidak peduli memainkan kendama seperti anak kecil yang ambisius
Tapi tidaklah penting
Selain hanya aku yang bisa memilikimu dan berterimakasih pada semesta bahwa dunia yang melingkar ini menemukan kau dan kau di satu radian
Dan tidak akan ada satu lelaki pun yang bisa meraih seorang penyuka teh sepertimu
Mereka tidak dapat melihat kau dengan anggun mencampurkan teh dengan susu yang manis
Kemudian kita larut dalam pembicaraan yang menyenangkan
Dan aku hanyut lagi ketika membiarkan hidungku tenggelam dalam rambutmu yang hitam legam
Lalu matamu yang cokelat gelap
Kemudian senyumanmu, yang membuat semua orang ingin menukar posisinya denganku
Aku bersyukur, aku tidak kehilangan sedikitpun waktu untuk kehilanganmu.

No comments:

Post a Comment